BIOLOGI REPRODUKSI Dian Husada
Biologi Reproduksi
Proses reproduksi pada manusia meliputi:
A. Spermatogenesis
Proses pembentukan
dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus
testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang
berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara
tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan
spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.
Kelenjar hipofisis
menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan
hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk
menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang sel Sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium
untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi
spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis
dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses
Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel
spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit
sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi
menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP
testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel
sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada
hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan
keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama
cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani.
Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel
spermatozoa.
B. Oogenesis
Di dalam ovarium
janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang
menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada
pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa
pubertas.
Pada masa pubertas
terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel
yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama
membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu
oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum
tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar
kedua.
Pengaruh Hormon
dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi
oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan
hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya
folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau
korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang
berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan
hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai
terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Catatan : Pada
laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat
terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar
45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum
selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah
berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.
C. Siklus Menstruasi
Setiap bulan wanita
melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak
mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi
terjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi
melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak
teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.
Siklus menstruasi
terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus
estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka
lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus
estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh
tubuh.
Umumnya siklus
menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan
30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi
pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH.
Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang
haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini
juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu
endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen
menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi
merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada
hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain
itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning
(Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk
mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu
progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus
luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga
pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering
dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada
hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena
tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses
oogenesis kembali.
D. Pembentukan
Embrio
Peristiwa
fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii,
terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan,
enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula
terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluokan oleh
tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit
disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di
dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin.
Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan
dengan dinding uterus).
Pada hari ke-4 atau
ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron
merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung
pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk)
sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah
fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan
melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan
cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah
terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya
berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat
menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.1.
Pembuatan Lapisan
Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar
disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam
blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian terbentuklah usus primitif
dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang membungkus
kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang, tetapi
kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini
berisi persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan
ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan tersebut
merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan
dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit
dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran darah,
sistem ekskresi dan sistem reproduksi.
Membran (Lapisan
Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a. Kantung Kuning
Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur
merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar,
pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b. Amnion
Amnion merupakan
kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya melindungi janin
dari tekanan atau benturan.
c. Alantois
Pada alantois
berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada
mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam
jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat.
d. Korion
Korion adalah
dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion
menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai
badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari
(plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut
janin/fetus.
Plasenta atau
Ari-Ari. Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengn garis tengah 20
cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada
waktu hari 28 setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm.
Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan
fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan
darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang
(barier) berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.
Catatan : Makin tua
kandungan, jumlah estrogen di dalam darah makin banyak, progesteron makin
sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat estrogen yang merangsang uterus untuk
berkontraksi, sedangkan progesteron mencegah kontraksi uterus. Hormon oksitosin
yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis jugs berperan dalam merangsang
kontraksi uterus menjelang persalinan. Progesteron dan estrogen juga merangsang
pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah kelahiran hormon prolaktin yang
dihasilkan kelenjar hipoftsislah yang merangsang produksi air susu.
E. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah
suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan, terdapat beberapa
metode, antara lain:
a. Tanpa Alat Bantu
Dengan cara tidak
melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 – 16 siklus haid). Cara ini
dikenal dengan nama sistem kalender atau abstinensi.
b. Menggunakan Alat
Bantu
Mencegah pertemuan
ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu, misalnya :
kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.
c. Sterilisasi
Sterilisasi
dilakukan dengan mengikat/memotong saluran vas defereus dikenal dengan istilah
vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii dikenal dengan istilah
tubektomi.
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Subscription
Search this blog
CalenDer bEaUty
Powered by Blank Calendar
AnvAl foReveR
Pages
Rame-RamE coY
Ubyu UnYu
Countdown Maya 2012
Pengikut
Popular Posts
-
Free Music
-
Proses reproduksi pada manusia meliputi: A. Spermatogenesis Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis....
Lencana Facebook
AnieKz iLacH
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
- Aniek Dian husada
- Afghanistan
- Bunda Kasih mu tak kan pernah terbalaskan Sayangmu takkan pernah terbayangkan Pengorbananmu takkan pernah terhapuskan Bunda Dengan penuh pengorbanan kau lahirkan aku Dengan penuh ketabahan kau besarkan aku Dengan penuh rasa sabar kau didik aku Kepada mu lah bunda aku berbakti Kepadamu lah bunda aku mengabdi Dan hanya kepada mu lah bunda aku berkorban